Kenali Kebenaran, Maka Kamu Akan Tahu Siapa Yang Benar. Lihatlah Apa Yang Dikatakan Jangan Melihat Siapa Yang Mengatakan.

Kamis, 08 September 2011

“OKELAH KALO BEGITU”


Dikisahkan bahwa ada sekumpulan pencari kayu bakar yang biasa mencari kayu bakar untuk dijual di kota. Mereka biasa mencari kayu bakar di tempat yang jauh dengan mengendarai unta selama berhari-hari. Di antara mereka ada seorang pemuda yang baik perilakunya dan tulus niatnya. Dia mempunyai kebiasaan berkata “Okelah kalo begitu” .


Suatu hari kumpulan pencari kayu bakar itu berniat untuk mencari kayu bakar di tempat yang agak jauh dan bermaksud mengajak si pemuda yang baik tersebut, mereka berkata :

“Wahai Fulan besok kita akan pergi mencari kayu bakar di daerah ‘anu’ yang banyak kayunya.”

Si pemuda hanya berkata : “Okelah kalo begitu“.

Keesokkan harinya mereka pun bersiap-siap untuk berangkat, tetapi ternyata unta salah seorang diantara mereka sakit dan kebetulan pemuda yang baik tersebut mempunyai 2 ekor unta, maka mereka pun meminta si pemuda untuk meminjamkan untanya.

“Wahai Fulan, pinjamkan untamu kepada kawan kita itu”

Si pemuda hanya berkata : “Okelah kalo begitu“.

Ketika mereka sampai di sebuah mata air pemimpin rombongan itu bermaksud untuk istirahat disitu dan berkata :

“Hai Fulan, bagaimana jika kita istirahat dan makan disini ?”

Si pemuda menjawab :“Okelah kalo begitu“.

Demikianlah seterusnya, setiap di katakan sesuatu kepadanya dia hanya mengatakan “Okelah kalo begitu“. Hal tersebut membuat jengkel kawan-kawannya, sehingga ketika suatu malam mereka selesai mencari kayu bakar dan berniat untuk pulang, mereka beristirahat di sebuah mata air di tengah gurun. Mereka duduk-duduk mengelilingi api unggun sementara si pemuda berada agak jauh dari mereka, tertidur dibawah sebuah pohon.

Salah seorang diantara mereka berkata :

“Sesungguhnya ucapan si Fulan “Okelah kalo begitu“ sangat menjengkelkan aku, bagaimana kalau kita ‘kerjain’ si Fulan itu. Kita sembunyikan unta dan barang bawaannya di satu tempat yang jauh”

Mereka menganggap itu sebagai gagasan yang baik, mengingat kata-kata “Okelah kalo begitu“ itu membuat mereka jengkel dan ingin balas dendam kepadanya.

Mereka pun menjalankan rencananya, setelah selesai mereka menghampiri si pemuda dan membangunkannya: “ Hai Fulan……., Fulan….bangunlah, unta dan barang-barangmu telah di curi perampok….”
Namun tdak ada reaksi apapun dari si pemuda itu selain membalikkan tubuhnya membelakangi mereka dan berkata secara dingin : “Okelah kalo begitu“.

Merekapun semakin kesal dan menggerutu sambil kembali ketempat mereka dan tidur.

Akan tetapi saat menjelang pagi sekawanan perampok yang sudah mengintai datang dan menyergap mereka, lalu merampok dan membawa kabur unta serta barang bawaan mereka semua. Sedangkan unta dan barang bawaan si pemuda luput dari incaran kawanan perampok itu  karena disembunyikan di tempat yang jauh.

Mereka pun menghampiri si pemuda dan membangunkannya, setelah si pemuda ini bangun dari tidurnya mereka pun menceritakan kisahnya secara lengkap dan mengabarkan bahwa untanya selamat karena disembunyikan di tempat yang jauh oleh mereka dengan maksud mengerjainya dan menertawainya. Akan tetapi sebaliknya kini dialah justru yang menertawai mereka. Si pemuda itu pun perkata :

“Bukankah sudah kukatakan kepada kalian,  “Okelah kalo begitu“. Nah sekarang, bawalah untaku kemari.”

Kemudian merekapun mendatangkan untanya dan jadilah si pemuda yang mempersilahkan mereka untuk makan dan minum dari perbekalannya sampai mereka tiba di kota mereka dan kembali kerumahnya masing-masing.

Catatan :
Kisah ini di kisahkan oleh Syaikh Sulaiman Ath Thami dalam kitab “Sawalif al Majlisi” dan di kisahkan ulang dalam “Qishahsh Minal Waqi’, Majmu’ah Minal Qishash Al Waqi’iyah Al Mu’tsirah“  tulisan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Qahthani.
Disunting oleh Abuzzaman As Sundee
Kata-kata “Okelah kalo begitu“ di terjemahkan oleh penyunting untuk membumbui cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar