Kenali Kebenaran, Maka Kamu Akan Tahu Siapa Yang Benar. Lihatlah Apa Yang Dikatakan Jangan Melihat Siapa Yang Mengatakan.

Minggu, 03 Juli 2011

Tanda-Tanda Kiamat

Tanda-Tanda Kiamat
(Bagian Pertama)

   Asyroth as-Sa’ah (tanda-tanda Kiamat) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan (waktu)nya. Sementara Kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) makna, yaitu :
Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-Shughro) yaitu kematian manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah terjadi Kiamat padanya, karena ia masuk ke dalam alam akhirat.
Kedua, Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtho) yaitu meninggalnya generasi satu abad tertentu.
Ketiga, Kiamat Besar (as-Sa’ah al-Kubro) yaitu dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas (al-jaza’) amalan-amalannya di dunia.
 
Klasifikasi Tanda-Tanda Kiamat
Terbagi menjadi dua bagian :
Pertama, tanda-tanda kecil (asyroth shughro), yaitu (tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang lama dan menjadi hal yang berulang-ulang (biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba meninggikan bangunan, serta lain sebagainya. Terkadang sebagian tanda-tandanya muncul bebarengan dengan tanda-tanda Kiamat besar (asy-asyroth al-kubro) atau (ada juga yang) setelahnya.
Kedua, tanda-tanda besar (asyroth kubro), yaitu perkara-perkara besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti kemunculan ad-Dajjal, turunnya ‘Isa as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat.
Sebagian ulama membagi tanda-tanda Kiamat dari perspektif kemunculannya menjadi 3 (tiga) bagian :
Pertama, klasifikasi yang telah muncul dan telah berakhir.
Kedua, klasifikasi yang telah muncul dan terus berlangsung, bahkan semakin banyak.
Ketiga, klasifikasi yang belum terjadi hingga sekarang.
     Adapun dua klasifikasi pertama masuk dalam tanda-tanda Kiamat kecil (asyroth as-sa’ah ash-shughro), sedangkan klasifikasi ketiga terhimpun di dalamnya tanda-tanda besar (al-asyroth al-kubro) dan sebagian tanda-tanda kecil (al-asyroth ash-shugra).

Tanda-Tanda Kiamat Kecil

1.Diutusnya Nabi   Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.
Dari Anas Rodhiyallohu ‘Anhu bertutur, “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
 بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ. (قَالَ:) وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى

(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” (Anas Rodhiyallohu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).

2. Wafatnya Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.
Dari ‘Auf bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu bertutur, “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : .... وَذَكَرَ مِنْهَا :" مَوْتِي "  

Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhori).

3. Penaklukan Baitul Maqdis
Dalam hadits ‘Auf bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu bertutur, “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : .... فَذَكَرَ مِنْهَا:" فَتْحُ بيتِ المقدس " 

Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-Bukhori).
Pada masa (khalifah) Umar bin al-Koththob Rodhiyallohu ‘Anhu, kemudian terjadi penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 Hijriyah, sebagaimana pendapat dari para pakar sejarah. Sebenarnya ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu sendiri yang langsung mendatangi, mendamaikan penduduknya dan menaklukan (wilayah)nya, serta mensterilkannya dari kaum Yahudi dan Nashrani. Beliau Rodhiyallohu ‘Anhu mendirikan masjid di arah kiblat Baitul Maqdis.

4. Wabah Tho’un ‘Amwas
Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Rodhiyallohu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :

اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : .... فَذَكَرَ مِنْهَا:" ثُمَّ مُوتَانٌ يأخذ فيكم كَقُعَاصِ الغنم "  

"Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat .........’ dan beliau Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash[1]) kambing’.” (HR. Al-Bukhori).
Ibnu Hajar berkomentar, “Disinyalir sebenarnya tanda ini telah muncul pada wabah penyakit tha’un ‘amwas di era kekhalifahan ‘Umar Rodhiyallohu ‘Anhu, demikian itu terjadi pasca penaklukan Baitul Maqdis.” (Dikutip dari kitab Fathul Bari).
     Pada tahun 18 Hijriyah menurut pendapat yang masyhur di mayoritas kalangan ulama, telah terjadinya wabah tha’un di distrik ‘Amwas, kemudian mewabah di negeri Syam. Dalam peristiwa ini banyak dari kalangan sahabat Rodhiyallohu ‘Anhum dan yang lainnya meninggal dunia. Konon, korban meninggal dunia dalam peristiwa ini mencapai 25.000 jiwa kaum muslimin. Diantara tokoh-tokoh terkenal yang meninggal dunia adalah Abu ‘Ubaidah ‘Amir bin al-Jarrah, yang dipercaya umat ini.

5. Berlimpahan Harta dan Tidak Memungut Sedekah
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُهُ مِنْهُ صَدَقَةً وَيُدْعَى إِلَيْهِ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ أَرَبَ لِي فِيهِ 

Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim).

6. Munculnya Beragam Fitnah
Al-fitan bentuk plural dari fitnah, berarti cobaan dan ujian. Kemudian (kata ini) banyak digunakan untuk setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci. Selanjutnya dia diidentikan kepada segala hal yang dibenci atau kembali kepadanya, seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran dan bentuk-bentuk kebencian lainnya. Sesungguhnya Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah mengabarkan bahwa diantara tanda-tanda Kiamat adalah munculnya fitnah-fitnah besar yang mencampur adukkan antara yang haq dan yang batil. Maka terjadilah keguncangan iman sampai-sampai (ada) seseorang yang di pagi hari ia beriman dan di sore harinya ia menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya ia beriman dan di pagi harinya menjadi kafir. Setiap kali muncul fitnah, (saat itu) orang beriman berkata, “Inilah yang membinasakanku”, kemudian terbuka dan muncullah (fitnah) lainnya, maka ia berkata, “Inilah (... seperti ucapan sebelumnya, pent)”. Senantiasa (fitnah-fitnah) bermunculan di tengah-tengah manusia hingga Kiamat terjadi.
Dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary Rodhiyallohu ‘Anhu bertutur, “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ، وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ، وَاضْرِبُوا سُيُوفَكُمْ بِالْحِجَارَةِ، فَإِنْ دَخَلَ عَلَى أَحَدِكُمْ بَيْتَهُ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ 

Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak.
     Hadits-hadits fitnah jumlahnya banyak, maka Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam memperingatkan umatnya dari segala bentuk fitnah, dan memerintahkan mereka untuk berlindung darinya, serta mengabarkan bahwa generasi terakhir dari umat ini akan tertimpa cobaan dan fitnah-fitnah yang besar.
     Ada peristiwa-peristiwa fitnah yang telah terjadi di dalam sejarah, seperti munculnya fitnah-fitnah dari arah Timur (al-masyrik), pembunuhan ‘Utsman Rodhiyallohu ‘Anhu, perang Jamal, perang Shiffin, fenomena khawarij, perang Hurrah, fitnah tuduhan bahwa al-Qur`an adalah makhluk, mengikuti gaya-gaya hidup orang-orang terdahulu.
Terdapat beberapa faktor penjaga (‘awashim) dari fitnah-fitnah tersebut, diantaranya adalah :
·   Beriman kepada Alloh dan hari akhir
·   Komitmen terhadap Jama’ah kaum muslimin, dan mereka adalah kalangan Ahlus Sunnah, sekalipun jumlah mereka sedikit.
·   Menjauhi fitnah-fitnah.
·   Berlindung darinya. Sesungguhnya Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

 تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ 

Mohonlah perlindungan kepada Alloh dari segala fitnah yang nampak darinya dan yang tersembunyi.”

7. Fenomena Mengaku “Nabi”
Dalam ash-Shahihain dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ 

Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Alloh (Rosululloh).
     Diantara mereka yang tiga puluh itu telah muncul Musailamah al-Kadzdzab (sang pendusta), ia mengaku sebagai nabi di akhir masa Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Ada pula al-Aswad al-‘Ansi di negeri Yaman yang dibunuh oleh sahabat Rodhiyallohu ‘Anhu Demikian dengan Sajah (binti  Harits, pent.), seorang wanita yang mengkalim dirinya sebagai nabi, dan Musailamah menikahinya. Kemudian setelah Musailamah terbunuh, ia kembali memeluk Islam. Begitu juga Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi, kemudian ia kembali memeluk Islam dan baik keislamannya. Kemudian muncul al-Mukhtar bin Abi ‘Ubaid ats-Tsaqafi yang menampakkan kecintaan kepada ahlul bait (keturunan nabi). Ada lagi al-Harits al-Kadzdzab (si pendusta) yang muncul di era kekhalifahan ‘Abdul Malik bin Marwan, maka dibunuh. Dan di masa sekarang, adalah Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani di India.

8. Tersebarnya Stabilitas Keamanan.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu bertutur, “Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ
Tidak akan terjadi Kiamat hingga seseorang pengendara (kendaraan) berjalan di antara Irak dan Mekkah tidak merasa takut kecuali (takut) tersesat di jalan’.” Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya.

9. Fenomena Api Hijaz.
Dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ تُضِيءُ أَعْنَاقَ الإِبِلِ بِبُصْرَى 

Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bashra.”
     Sesungguhnya api ini telah muncul pada pertengahan abad ke-7 Hijriyah, (tepatnya) di tahun 654 H. Saat itu (kobaran) apinya besar, para ulama yang hidup di masa itu dan setelahnya telah menerangkan kemunculan api tersebut dalam bentuknya. Dan api ini bukanlah api yang keluar di akhir zaman menghimpun manusia ke padang mahsyar mereka. Sebagaimana yang akan dibicarakan dalam pembahasan tanda-tanda Kiamat besar (al-‘Asyroth al-Kubro).

10. Peperangan dengan Bangsa Turki
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu bahwa Rasululullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ ، قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ ، يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ ، وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ 

Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turki, yaitu kaum yang wajah-wajahnya seperti tameng yang dilapisi kulit, mereka memakai (pakaian) yang terbuat dari bulu, dan berjalan (dengan sandal) yang terbuat dari bulu.”

(Insya’allah Bersambung)

(Disarikan dari kitab “Mukhtashor Asyrotus Sa’ah, Ash Shughro wal Kubro “ tulisan Asy Syaikh ‘Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah)

__________________
[1] Qu’ash adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak (ad-dawab). Ia mejangkitkan sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit) mati mendadak (Mungkin semacam Anthrax-red).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar